Lazada Malaysia

Khamis, 29 Jun 2017

BACALAH 3 DOA INI KETIKA SUJUD TERAKHIR SOLAT, KELEBIHANNYA LUAR BIASA

Sujud merupakan salah satu rukun shalat yang dilakukan dua kali disetiap raka'at dalam shalat. Begitu juga Duduk diantaranya (sujud) juga sebagai rukun sholat. 


Waktu yang kita paling hampir dengan Allah adalah ketika sujud di dalam solat dan doa ketika sujud pasti akan lebih khusyuk. Berdoa ketika sujud semasa solat adalah amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah di mana Rasulullah pada kebiasaannya akan memanjangkan sujudnya untuk memperbanyakkan zikir dan doa kepada Allah. 

Disini ingin dikongsikan antara DOA-DOA yang mempunya kelebihan sangat luar biasa jika diamalkan ketika sujud terakhir.


Syeikh Abdul Aziz Bin Baaz (semoga Allah merahmatinya) berkata : Ini merupakan 3 doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud

1. Mintalah Diwafatkan Dalam Keadaan Khusnul Khotimah

اللهم إني أسألك حسن الخاتمة

“Allahumma inni as’aluka husnal khotimah”

Artinya: “Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah”

2. Mintalah Agar Kita Diberikan Kesempatan Taubat Sebelum Wafat

اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت

“Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut”

Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”

3. Mintalah Agar Hati Kita Ditetapkan di Atas Agamanya

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

“Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘ala diinika”

Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU”

Kemudian saya sampaikan, jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik denganya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat.

Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke Surga Allah.

Sumber: suaramedia.org

Inilah 10 Perkara yang ALLAH Sembunyikan Kepada HambaNya -  

Sujud merupakan salah satu rukun shalat yang dilakukan dua kali disetiap raka'at dalam shalat. Begitu juga Duduk diantaranya (sujud) juga sebagai rukun sholat. 


Waktu yang kita paling hampir dengan Allah adalah ketika sujud di dalam solat dan doa ketika sujud pasti akan lebih khusyuk. Berdoa ketika sujud semasa solat adalah amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah di mana Rasulullah pada kebiasaannya akan memanjangkan sujudnya untuk memperbanyakkan zikir dan doa kepada Allah. 

Disini ingin dikongsikan antara DOA-DOA yang mempunya kelebihan sangat luar biasa jika diamalkan ketika sujud terakhir.


Syeikh Abdul Aziz Bin Baaz (semoga Allah merahmatinya) berkata : Ini merupakan 3 doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud

1. Mintalah Diwafatkan Dalam Keadaan Khusnul Khotimah

اللهم إني أسألك حسن الخاتمة

“Allahumma inni as’aluka husnal khotimah”

Artinya: “Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah”

2. Mintalah Agar Kita Diberikan Kesempatan Taubat Sebelum Wafat

اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت

“Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut”

Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”

3. Mintalah Agar Hati Kita Ditetapkan di Atas Agamanya

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

“Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘ala diinika”

Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU”

Kemudian saya sampaikan, jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik denganya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat.

Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke Surga Allah.

Sumber: suaramedia.org

Inilah 10 Perkara yang ALLAH Sembunyikan Kepada HambaNya -  

Rabu, 21 Jun 2017

INILAH ZAMAN YANG DITAKUTI NABI MUHAMMAD SAW. TERNYATA ZAMAN TERSEBUT SEDANG TERJADI


Untuk renungan bersama mengenai keadaan akhir zaman dan tanda­tanda kiamat Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Jika ada seseorang berkata, banyak orang telah rosak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka” (HR Muslim)

Ahli Ibadah Yang Jahil Dan Ulama Yang Fasik

Anas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan ada pada akhir zaman rahib yang jahil dan ulama yang fasik” (HR Ibnu Ady)

Menjual Agama Kerana Dunia
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang ­orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di depan orang lain dengan pakaian yang dibuat dari kulit kambing (berpura ­pura zuhud dari dunia) untuk mendapatkan simpati masyarakat, dan kata mereka lebih manis dari gula.

Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT berfirman kepada mereka “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung “(HR Tirmidzi)

Pendusta dan Pengkhianat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang kepada manusia tahun ­tahun yang penuh dengan tipu daya. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara (mencuba memperbaiki) hanyalah golongan “Ruwaibidhah”. Sahabat bertanya “Apakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Orang kerdil, hina, dan tidak mengetahui bagaimana mengurus orang yang banyak” (HR Ibnu Majah)

Kefasikan Bermaharajalela
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman di waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau seseorang yang masih beriman di waktu petang, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia “(HR Muslim)

Penindasan Terhadap Umat Islam
Dari Tsauban radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa ­bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni bekas hidangan mereka” Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah kerana kami sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab “Bahkan kamu pada hari itu terlalu banyak, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh­musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya “Apakah ‘wahan’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud)

Islam Hanya Tinggal Nama
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, telah bersabda Rasulullah SAW “Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al ­Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid­ masjid mereka indah, tetapi kosong dari hidayah. Ulama mereka adalah sejahat jahat makhluk yang ada di bawah langit. Dari merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka jua fitnah itu akan kembali “(HR AlBaihaqi)

Budaya Yahudi Dan Nasrani
Dari Abu Sa’id Al­Khudri radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Kamu akan mengikuti jejak umat­ umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun kamu akan mengikuti mereka” Sahabat bertanya “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan?
“Nabi SAW menjawab” Siapa lagi? “(HR Muslim)

Ulama Tidak Dipedulikan
Dari Sahl bin Saad as­Sa ‘idi radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah! Janganlah Engkau menemukan aku dan mudah ­mudahan kamu juga tidak bertemu dengan suatu zaman di mana para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka
seperti hati orang Ajam, lidah mereka seperti lidah orang Arab “(HR Ahmad)

Ulama Agama Semakin Berkurang
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhu. Dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila telah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang ­orang jahil sebagai pemimpinnya. Ketika pemimpin yang jahil itu ditanyakan, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain”(HR Muslim)

Golongan Anti Hadits
Dari Miqdam bin Ma’dikariba radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang pria yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka dia berkata” Pegangan kami dan kamu hanyalah kitab Allah saja. Apa yang dihalalkan oleh Al­Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan “(Kemudian Nabi SAW melanjutkan sabdanya)” Padahal apa yang dilarang Rasulullah SAW itu samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah SWT “(HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Berbangga­dangga Dengan Masjid
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari Kiamat hingga umatku bermegahmegah dengan bangunan masjid” (HR Abu Daud).

Tak Ada Imam Untuk Sholat Berjamaah
Dari Salamah binti al­Hurr radhiyallahu anhu. Dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, karena mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka shalat” (HR Ibnu Majah)

Penyakit Umat Islam Masa Kini
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit ­Penyakit yang pernah menimpa umat­umat terdahulu” Sahabat bertanya “Apakah penyakit­penyakit umat­umat terdahulu itu?” Nabi SAW menjawab “Penyakit­penyakit itu adalah, 1.Terlalu sombong , 2.Terlalu mewah, 3.Mengumpulkan harta sebanyak mungkin, 4.Tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, 5.Saling memarahi, 6.Dengki­mendengki sehingga menjadi zalim menzalimi “(HR Hakim)

Perangkap Riba
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali dia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau dia tidak memakannya secara langsung, dia akan terkena debunya “(HR Ibnu Majah)

Manusia Tak Peduli Tentang Sumber Pendapatannya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, bersabda Rasulullah saw, “Akan datang suatu zaman seseorang tidak mempedulikan dari mana dia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram” (Riwayat Muslim)

Banyaknya Sumber Mineral
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu. Dia mengatakan “Pada suatu saat dibawa ke hadapan Rasulullah SAW sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari tambang (galian) mereka. Maka sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Emas ini adalah hasil tambang kita “Lalu Nabi SAW menjawab” Nanti kamu akan menemukan banyak galian­galian, dan yang akan mengelolanya adalah orangorang yang jahat “(HR Baihaqi)

Merebaknya Khamar
Dari Abu Malik Al­Asy’ari radhiyallahu anhu. Katanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya akan ada sebagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. Sambil diiringi dengan alunan musik dan suara biduanita. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah SWT akan mengubah mereka menjadi kera atau babi “(HR Ibnu
Majah)

Maraknya Perzinaan
Dari Anas radhiyallahu anhu. Dia berkata “Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah Hadis yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Di antara tanda kiamat adalah sedikit ilmu, banyak ketidaktahuan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum pria, sehingga nanti orang akan mengurus lima puluh orang perempuan” (HR Bukhari Muslim).

Berpakaian Tapi Telanjang
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni neraka, keduanya belum pernah aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang memiliki cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tapi telanjang, lenggang­lenggok sewaktu berjalan,
mengayun­ayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan punuk (belakang unta).

Kedua golongan ini tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya keharuman surga itu akan menghirup dari jarak perjalanan yang sangat jauh (HR Muslim)

Perilaku Manusia Masa Kini
Dari Aisyah radhiyallahu anhu. Dia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda” Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga seorang anak menjadi alasan kemarahan (bagi orang tuanya), hujan akan menjadi panas, akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak­anak menjadi berani melawan orang tua, dan orang yang jahat berani melawan
orang­orang baik “(HR Thabrani) Anak Menjadi Majikan atau Tuan Ibunya

Dari Umar bin al­Khattab radhiyallahu anhu. (Dalam sebuah hadis yang panjang), … kemudian Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW “Maka kabarkan kepadaku tentang hari kiamat?” Lalu Nabi SAW menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” Maka Jibril berkata “Kalau begitu coba kabarkan kepadaku tandatandanya “maka Nabi SAW menjawab” Bahwa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa sepatu dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya menggembala kambing itu berlomba­lomba untuk membuat bangunan “(Riwayat Muslim)

Peperangan Demi peperangan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya Rasulullah SAW bersabda “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda berlimpah dan timbul banyak fitnah dan sering terjadi” al­Harj “. Sahabat bertanya “Apakah al­Harj itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Perang, perang, perang” Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR Ibnu Majah)

Perang Di Sekitar Sungai Eufrat (Irak) Karena Berebut Kekayaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai Eufrat (Sungai Efrat, Irak) menjadi surut airnya sehingga tampak sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang tewas karena merebutnya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing­masing yang terlibat berkata “Mudahmudahan akulah orang yang selamat itu” Di dalam riwayat lain disebutkan “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu tampak perbendaharaan dari emas, maka siapa saja yang hadir di situ janganlah dia mengambil sesuatu pun dari harta tersebut “(HR Bukhari Muslim)

[Ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa kata emas di dalam Hadis ini sebenarnya minyak]

Waktu Terasa Pendek
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu kilatan api” (HR Tirmidzi)

Hilangnya Sifat Amanah
Dari Huzaifah bin Al­Yaman radhiyallahu anhu. Katanya, … “Kemudian jadilah orang berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang suka menunaikan amanah, sehingga dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di desa tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan publik mengatakan “Alangkah tekunnya dia dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi. “(HR Bukhari & Muslim).

Islam Akan Pudar Secara Perlahan
Dari Huzaifah bin al­Yaman radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Islam akan lenyap seperti hilangnya pola pada pakaian, sehingga orang tidak mengerti apakah yang dimaksudkan dengan puasa, apakah yang dimaksud dengan shalat, apakah yang dimaksud dengan nusuk (ibadah), dan apakah yang dimaksudkan dengan sedekah. Al­Quran akan hilang semuanya pada suatu malam, maka tidak ada yang tertinggal di permukaan bumi ini darinya walaupun hanya satu ayat. Sesungguhnya yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya orang tua, pria dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat LAILAHAILLALLAH, lalu kami pun mengucapkannya juga ” (HR Ibnu Majah)

Kapan Akan Terjadi Kehancuran?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia mengatakan “Pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu acara dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba­tiba datang seorang A’rabi (Arab Badui) lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW” Kapan akan terjadi hari Kiamat? “Nabi SAW terus saja berbicara. Sebagian yang hadir berkata “Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya” Sementara yang lain
mengatakan “Sesungguhnya ia tidak mendengar pertanyaan itu” Sehingga ketika Nabi SAW selesai berbicara, beliau bersabda “Di mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi? “Lalu Arab Badui itu menyahut” Ya! Saya wahai Rasulullah “Maka Nabi SAW bersabda” Apabila amanah telah disia­siakan maka tunggulah hari Kiamat “Arab Badui itu bertanya pula,” Apa yang dimaksud dengan menyia­nyiakan amanah itu? “Nabi SAW menjawab” Bila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat “(HR Bukhari)
Kebinasaan Umat Islam
Dari Ummul Mukminin, Zainab binti Jahsy (istri Rasulullah SAW), beliau berkata, “(Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, LAILAHAILLALLAH, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Yakjud dan Makjud seperti ini “, dan Baginda menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang­orang yang saleh? “Lalu Nabi SAW bersabda” Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak “(Riwayat Bukhari & Muslim)

Penyebab Kebinasaan Seseorang
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman di mana orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali ketika dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain, dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka ketika zaman itu telah tiba, segala sumber pendapatan tidak dapat diperoleh kecuali dengan melakukan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Bila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah karena memenuhi kehendak istri dan anak­anaknya. Kalau dia tidak memiliki istri dan anak, maka kecelakaan menimpanya karena memenuhi kehendak orang tuanya. Dan jikalau orang tuanya sudah tidak ada lagi, maka kecelakaan menimpanya karena mengikuti kehendak keluarganya atau karena mengikuti kehendak tetangganya “Sahabat bertanya” Wahai Rasulullah SAW, apakah maksud perkataan engkau itu? “Nabi SAW menjawab” Mereka akan menghinanya dengan kesempitan hidupnya. Maka ketika itu sesungguhnya dia telah menceburkan dirinya ke jurang­jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya “(HR Baihaqi)

Perselisihan yang Banyak
Dari Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu. Dia berkata “Telah menyarankan kami Rasulullah SAW akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan meneteskan air kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah­olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berikanlah pesanan kepada kami “Beliau pun bersabda” Aku berwasiat akan kamu supaya selalu bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekali pun yang memimpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya orang yang panjang umurnya dari kamu pasti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah­khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah­sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah hal­hal yang baru (bid’ah ) yang diada­adakan, karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat “(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

Golongan yang Selamat
Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Umat Yahudi telah terpecah­belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan saja yang masuk surge dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nasrani terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Demi Tuhan yang diriku di dalam kekuasaanNya, umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan saja yang masuk surga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya “Golongan mana yang aman?” Nabi SAW menjawab “Mereka adalah jamaah” (HR Ibnu Majah)

Islam Menjadi Asing
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Bersabda Rasulullah SAW “Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang­orang yang asing “(HR Muslim)

Orang yang Beriman Laksana Memegang Bara Api
Anas radhiyallahu anhu. Berkata Rasulullah SAW bersabda “Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang berpegang teguh di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR Tarmizi)

Kesusahan Itu Lebih Baik Dari Kesenangan
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu “Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di dalam masjid. Tiba­tiba datang Mus’ab bin Umair radhiyallahu anhu. Dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang ditambal dengan kulit. Tatkala Rasulullah SAW melihat kepadanya. Baginda menangis dan meneteskan air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya), dan karena memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekah ). Kemudian NabiMuhammad SAW bersabda “Bagaimana keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi pada waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi pada malam hari dengan pakaian yang lain pula. Dan ketika diberikan satu hidangan, ditempatkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Ka’bah? “Maka jawab sahabat” Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami pada waktu itu lebih baik dari kondisi kami pada hari ini. Kami akan memberikan perhatian penuh kepada masalah ibadah saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki “Lalu Nabi SAW bersabda” Tidak! Kondisi kamu hari ini adalah lebih baik dari keadaan kamu pada hari itu “(HR Tirmidzi)

Golongan yang Selalu Menang

Dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Selalu di antara umatku ada golongan yang selalu menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah SWT. Mereka senantiasa menang. (HR Bukhari)


Untuk renungan bersama mengenai keadaan akhir zaman dan tanda­tanda kiamat Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Jika ada seseorang berkata, banyak orang telah rosak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka” (HR Muslim)

Ahli Ibadah Yang Jahil Dan Ulama Yang Fasik

Anas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan ada pada akhir zaman rahib yang jahil dan ulama yang fasik” (HR Ibnu Ady)

Menjual Agama Kerana Dunia
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang ­orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di depan orang lain dengan pakaian yang dibuat dari kulit kambing (berpura ­pura zuhud dari dunia) untuk mendapatkan simpati masyarakat, dan kata mereka lebih manis dari gula.

Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT berfirman kepada mereka “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung “(HR Tirmidzi)

Pendusta dan Pengkhianat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang kepada manusia tahun ­tahun yang penuh dengan tipu daya. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara (mencuba memperbaiki) hanyalah golongan “Ruwaibidhah”. Sahabat bertanya “Apakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Orang kerdil, hina, dan tidak mengetahui bagaimana mengurus orang yang banyak” (HR Ibnu Majah)

Kefasikan Bermaharajalela
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman di waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau seseorang yang masih beriman di waktu petang, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia “(HR Muslim)

Penindasan Terhadap Umat Islam
Dari Tsauban radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa ­bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni bekas hidangan mereka” Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah kerana kami sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab “Bahkan kamu pada hari itu terlalu banyak, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh­musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya “Apakah ‘wahan’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud)

Islam Hanya Tinggal Nama
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, telah bersabda Rasulullah SAW “Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al ­Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid­ masjid mereka indah, tetapi kosong dari hidayah. Ulama mereka adalah sejahat jahat makhluk yang ada di bawah langit. Dari merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka jua fitnah itu akan kembali “(HR AlBaihaqi)

Budaya Yahudi Dan Nasrani
Dari Abu Sa’id Al­Khudri radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Kamu akan mengikuti jejak umat­ umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun kamu akan mengikuti mereka” Sahabat bertanya “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan?
“Nabi SAW menjawab” Siapa lagi? “(HR Muslim)

Ulama Tidak Dipedulikan
Dari Sahl bin Saad as­Sa ‘idi radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah! Janganlah Engkau menemukan aku dan mudah ­mudahan kamu juga tidak bertemu dengan suatu zaman di mana para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka
seperti hati orang Ajam, lidah mereka seperti lidah orang Arab “(HR Ahmad)

Ulama Agama Semakin Berkurang
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhu. Dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila telah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang ­orang jahil sebagai pemimpinnya. Ketika pemimpin yang jahil itu ditanyakan, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain”(HR Muslim)

Golongan Anti Hadits
Dari Miqdam bin Ma’dikariba radhiyallahu anhu. Dia mengatakan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang pria yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka dia berkata” Pegangan kami dan kamu hanyalah kitab Allah saja. Apa yang dihalalkan oleh Al­Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan “(Kemudian Nabi SAW melanjutkan sabdanya)” Padahal apa yang dilarang Rasulullah SAW itu samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah SWT “(HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Berbangga­dangga Dengan Masjid
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari Kiamat hingga umatku bermegahmegah dengan bangunan masjid” (HR Abu Daud).

Tak Ada Imam Untuk Sholat Berjamaah
Dari Salamah binti al­Hurr radhiyallahu anhu. Dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, karena mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka shalat” (HR Ibnu Majah)

Penyakit Umat Islam Masa Kini
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit ­Penyakit yang pernah menimpa umat­umat terdahulu” Sahabat bertanya “Apakah penyakit­penyakit umat­umat terdahulu itu?” Nabi SAW menjawab “Penyakit­penyakit itu adalah, 1.Terlalu sombong , 2.Terlalu mewah, 3.Mengumpulkan harta sebanyak mungkin, 4.Tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, 5.Saling memarahi, 6.Dengki­mendengki sehingga menjadi zalim menzalimi “(HR Hakim)

Perangkap Riba
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali dia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau dia tidak memakannya secara langsung, dia akan terkena debunya “(HR Ibnu Majah)

Manusia Tak Peduli Tentang Sumber Pendapatannya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, bersabda Rasulullah saw, “Akan datang suatu zaman seseorang tidak mempedulikan dari mana dia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram” (Riwayat Muslim)

Banyaknya Sumber Mineral
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu. Dia mengatakan “Pada suatu saat dibawa ke hadapan Rasulullah SAW sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari tambang (galian) mereka. Maka sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Emas ini adalah hasil tambang kita “Lalu Nabi SAW menjawab” Nanti kamu akan menemukan banyak galian­galian, dan yang akan mengelolanya adalah orangorang yang jahat “(HR Baihaqi)

Merebaknya Khamar
Dari Abu Malik Al­Asy’ari radhiyallahu anhu. Katanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya akan ada sebagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. Sambil diiringi dengan alunan musik dan suara biduanita. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah SWT akan mengubah mereka menjadi kera atau babi “(HR Ibnu
Majah)

Maraknya Perzinaan
Dari Anas radhiyallahu anhu. Dia berkata “Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah Hadis yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Di antara tanda kiamat adalah sedikit ilmu, banyak ketidaktahuan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum pria, sehingga nanti orang akan mengurus lima puluh orang perempuan” (HR Bukhari Muslim).

Berpakaian Tapi Telanjang
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni neraka, keduanya belum pernah aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang memiliki cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tapi telanjang, lenggang­lenggok sewaktu berjalan,
mengayun­ayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan punuk (belakang unta).

Kedua golongan ini tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya keharuman surga itu akan menghirup dari jarak perjalanan yang sangat jauh (HR Muslim)

Perilaku Manusia Masa Kini
Dari Aisyah radhiyallahu anhu. Dia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda” Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga seorang anak menjadi alasan kemarahan (bagi orang tuanya), hujan akan menjadi panas, akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak­anak menjadi berani melawan orang tua, dan orang yang jahat berani melawan
orang­orang baik “(HR Thabrani) Anak Menjadi Majikan atau Tuan Ibunya

Dari Umar bin al­Khattab radhiyallahu anhu. (Dalam sebuah hadis yang panjang), … kemudian Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW “Maka kabarkan kepadaku tentang hari kiamat?” Lalu Nabi SAW menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” Maka Jibril berkata “Kalau begitu coba kabarkan kepadaku tandatandanya “maka Nabi SAW menjawab” Bahwa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa sepatu dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya menggembala kambing itu berlomba­lomba untuk membuat bangunan “(Riwayat Muslim)

Peperangan Demi peperangan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya Rasulullah SAW bersabda “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda berlimpah dan timbul banyak fitnah dan sering terjadi” al­Harj “. Sahabat bertanya “Apakah al­Harj itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Perang, perang, perang” Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR Ibnu Majah)

Perang Di Sekitar Sungai Eufrat (Irak) Karena Berebut Kekayaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai Eufrat (Sungai Efrat, Irak) menjadi surut airnya sehingga tampak sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang tewas karena merebutnya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing­masing yang terlibat berkata “Mudahmudahan akulah orang yang selamat itu” Di dalam riwayat lain disebutkan “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu tampak perbendaharaan dari emas, maka siapa saja yang hadir di situ janganlah dia mengambil sesuatu pun dari harta tersebut “(HR Bukhari Muslim)

[Ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa kata emas di dalam Hadis ini sebenarnya minyak]

Waktu Terasa Pendek
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu kilatan api” (HR Tirmidzi)

Hilangnya Sifat Amanah
Dari Huzaifah bin Al­Yaman radhiyallahu anhu. Katanya, … “Kemudian jadilah orang berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang suka menunaikan amanah, sehingga dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di desa tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan publik mengatakan “Alangkah tekunnya dia dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi. “(HR Bukhari & Muslim).

Islam Akan Pudar Secara Perlahan
Dari Huzaifah bin al­Yaman radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Islam akan lenyap seperti hilangnya pola pada pakaian, sehingga orang tidak mengerti apakah yang dimaksudkan dengan puasa, apakah yang dimaksud dengan shalat, apakah yang dimaksud dengan nusuk (ibadah), dan apakah yang dimaksudkan dengan sedekah. Al­Quran akan hilang semuanya pada suatu malam, maka tidak ada yang tertinggal di permukaan bumi ini darinya walaupun hanya satu ayat. Sesungguhnya yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya orang tua, pria dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat LAILAHAILLALLAH, lalu kami pun mengucapkannya juga ” (HR Ibnu Majah)

Kapan Akan Terjadi Kehancuran?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia mengatakan “Pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu acara dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba­tiba datang seorang A’rabi (Arab Badui) lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW” Kapan akan terjadi hari Kiamat? “Nabi SAW terus saja berbicara. Sebagian yang hadir berkata “Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya” Sementara yang lain
mengatakan “Sesungguhnya ia tidak mendengar pertanyaan itu” Sehingga ketika Nabi SAW selesai berbicara, beliau bersabda “Di mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi? “Lalu Arab Badui itu menyahut” Ya! Saya wahai Rasulullah “Maka Nabi SAW bersabda” Apabila amanah telah disia­siakan maka tunggulah hari Kiamat “Arab Badui itu bertanya pula,” Apa yang dimaksud dengan menyia­nyiakan amanah itu? “Nabi SAW menjawab” Bila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat “(HR Bukhari)
Kebinasaan Umat Islam
Dari Ummul Mukminin, Zainab binti Jahsy (istri Rasulullah SAW), beliau berkata, “(Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, LAILAHAILLALLAH, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Yakjud dan Makjud seperti ini “, dan Baginda menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang­orang yang saleh? “Lalu Nabi SAW bersabda” Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak “(Riwayat Bukhari & Muslim)

Penyebab Kebinasaan Seseorang
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman di mana orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali ketika dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain, dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka ketika zaman itu telah tiba, segala sumber pendapatan tidak dapat diperoleh kecuali dengan melakukan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Bila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah karena memenuhi kehendak istri dan anak­anaknya. Kalau dia tidak memiliki istri dan anak, maka kecelakaan menimpanya karena memenuhi kehendak orang tuanya. Dan jikalau orang tuanya sudah tidak ada lagi, maka kecelakaan menimpanya karena mengikuti kehendak keluarganya atau karena mengikuti kehendak tetangganya “Sahabat bertanya” Wahai Rasulullah SAW, apakah maksud perkataan engkau itu? “Nabi SAW menjawab” Mereka akan menghinanya dengan kesempitan hidupnya. Maka ketika itu sesungguhnya dia telah menceburkan dirinya ke jurang­jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya “(HR Baihaqi)

Perselisihan yang Banyak
Dari Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu. Dia berkata “Telah menyarankan kami Rasulullah SAW akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan meneteskan air kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah­olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berikanlah pesanan kepada kami “Beliau pun bersabda” Aku berwasiat akan kamu supaya selalu bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekali pun yang memimpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya orang yang panjang umurnya dari kamu pasti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah­khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah­sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah hal­hal yang baru (bid’ah ) yang diada­adakan, karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat “(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

Golongan yang Selamat
Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Umat Yahudi telah terpecah­belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan saja yang masuk surge dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nasrani terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Demi Tuhan yang diriku di dalam kekuasaanNya, umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan saja yang masuk surga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya “Golongan mana yang aman?” Nabi SAW menjawab “Mereka adalah jamaah” (HR Ibnu Majah)

Islam Menjadi Asing
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Bersabda Rasulullah SAW “Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang­orang yang asing “(HR Muslim)

Orang yang Beriman Laksana Memegang Bara Api
Anas radhiyallahu anhu. Berkata Rasulullah SAW bersabda “Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang berpegang teguh di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR Tarmizi)

Kesusahan Itu Lebih Baik Dari Kesenangan
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu “Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di dalam masjid. Tiba­tiba datang Mus’ab bin Umair radhiyallahu anhu. Dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang ditambal dengan kulit. Tatkala Rasulullah SAW melihat kepadanya. Baginda menangis dan meneteskan air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya), dan karena memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekah ). Kemudian NabiMuhammad SAW bersabda “Bagaimana keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi pada waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi pada malam hari dengan pakaian yang lain pula. Dan ketika diberikan satu hidangan, ditempatkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Ka’bah? “Maka jawab sahabat” Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami pada waktu itu lebih baik dari kondisi kami pada hari ini. Kami akan memberikan perhatian penuh kepada masalah ibadah saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki “Lalu Nabi SAW bersabda” Tidak! Kondisi kamu hari ini adalah lebih baik dari keadaan kamu pada hari itu “(HR Tirmidzi)

Golongan yang Selalu Menang

Dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu. Dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Selalu di antara umatku ada golongan yang selalu menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah SWT. Mereka senantiasa menang. (HR Bukhari)

Isnin, 19 Jun 2017

SUBHANALLAH! INILAH TUJUAN ALLAH MENCIPTAKAN LALAT DI MUKA BUMI

Lalat salah satu haiwan yang tidak disukai oleh sebahagian manusia. Lalat selalunya akan hinggap di najis,lalu akan hinggap ke makanan atau minuman kita.Hal ini telah mewujudkan rasa geli dan menjijikkan kepada manusia kerana dianggap serangga yang kotor.


Lebih-lebih lagi lalat juga memang peka dengan bauan busuk,gemar ketempat sampah,kotoran haiwan dan sebagainya.Oleh itu tidak hairanlah  ramai orang berasa lalat adalah serangga yang membawa pelbagai penyakit seperti taun dan sebagainya.

 Di atas pemikiran seperti itu, terdapat segelintir manusia menganggap,mengapa lalat diciptakan sedangkan ia mendatangkan mudaharat kepada manusia.Tetapi yakinlah sahabat,Allah tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Pasti ada peranannya dalam ekosistem  kehidupan manusia didunia ini.Ternyaya ,Al-Quran memilik segala jawapan atas pertanyaan tersebut. Untuk apa Allah menciptakan lalat?

Berikut jawapannya.
“Hai Manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun. Walaupun mereka bersatu untuk membuatnya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pula) yang disembah.” (QS. Al Hajj: 73)

Dari ayat di atas, dapat diambil pelajaran bahwasanya kita harus menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya Zat paling agung yang wajib disembah. Selain itu, kita juga diwajibkan untuk meninggalkan kesyirikan yang biasa dilakukan oleh para penyembah berhala.

Ternyata tujuan utama Allah SWT membuat perumpamaan demikian adalah untuk menghinakan berhala dan orang yang menyembahnya. Maka dari itu, Allah SWT dengan sengaja memperlihatkan satu makhluk yakni lalat, yang mana berhala serta yang menyembah berhala tersebut tidak dapat membuatnya. Walaupun berhala ini berkumpul, mereka tetap tidak mampu membuat apa-apa.

Bahkan dalam perumpaan yang sebutkan dalam Al-Qur’an tersebut, Allah menggambarkan bahawa lalat lebih kuat untuk mempertahankan sesuatu yang telah diambilnya sehingga kaum menyembah berhala tersebut tidak mampu untuk mengambilnya kembali. Maka rugilah orang-orang yang menyembah berhala kerana perbuatan mereka sia-sia serta membinasakan mereka.

Allah SWT tentu saja memiliki maksud tersendiri dalam penciptaan segala sesuatu yang ada di semesta ini. Terlebih lagi jika ciptaan tersebut disebutkan dalam Al-Qur’an, pasti ada maksud tersendiri di balik itu semua.

Sebagai contoh Allah SWT banyak bersumpah dengan makhluk ciptaan-Nya seperti matahari, waktu Dhuha, dan lain sebagainya. Tentu  objek sumpah ini memiliki nilai lebih di hadapan Allah SWT agar manusia sentiasa melihat kebesarannya,dan terbukti secara ilmiah manfaat bagi alam semesta beserta isinya ini, termasuk di dalamnya penyebutan lalat di dalam Al-Quran.

Tidak hanya di dalam AL-Qur’an, lalat juga kerap di sebutkan dalam sabda Rasulullah SAW. Lalat ini sebenarnya memiliki dua bahagian yang berbeza, dimana satu bahagian dikatakan seperti racun, dan sebahagian yang lain memiliki penawar iaitu pada bagian sayapnya. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika lalat terjatuh di minuman salah seorang di antara kamu, maka benamkanlah ia, kemudian lepaskanlah (buanglah), kerana pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat ubat (penawar).” (HR. al-Bukhari)

Hadist di atas adalah hadist yang shahih. Maka dari itu kita tidak boleh meragukan ucapan dari Rasulullah SAW karena beliau tidak pernah mengatakan segala sesuatu jika bukan berdasarkan dari wahyu Allah SWT.

Dalam sunan Ibnu Majah dari Abu Said Al-Khudri diriwayatkan bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
“Salah satu sayap lalat itu adalah racun, sementara yang lainnya adalah ubat. Maka, apabila seekor lalat jatuh dalam makanan, tenggelamkanlah. Karena ia mendahulukan racun dan mengakhirkan ubatnya”.

Selain rujukan hadis dan Al-Quran,dalam dunia ilmuan dan sains sudah dijalankan pelbagai kajian terhadapa lalat. Satu kumpulan pengkaji daripada Universiti Alicante,Sepanyol membuktikan bahawa larva lalat dapat mengurai najis haiwan dan manusia. Larva lalat juga berupaya untuk mengurai bangkai haiwan yang mati. Selepas bangkai tersebut diurai oleh larva lalat,ini akan mengimbangi ekosistem dimana bangkai yang diurai dikembalikan ketanah dalam bentuk baja.Hal ini seterusnya memberikan manfaat kepada keselesaan hidup manusia.

Diera pemodenan ini,ramai pengkaji menjalankan kajian untuk mendapatkan pelbagai ubat untuk pesakit-pesakit diabetis yang terpaksa memotong kaki mereka yang telah rosak dan busuk. Dengan kuasa dan kebesaran Allah ramai tidak sangka larva lalat juga dapat membantu menyelamatkan pesakit daripada terpaksa memotong anggota badan mereka yang telah rosak akibat nanah dan luka yang teruk.

Terdapat empat asas terapi ulat ini, ia membersihkan luka, membasmi kuman, merangsang penyembuhan luka, merosak dan menghalang pembuatan biofilem.Larva lalat dipercayai akan memakan daging-daging dan sel-sel kaki pesakit diabetis yang telah mati. Seterusnya hal ini membantu menyelamatkan anggota badan pesakit daripada dipotong.Dinasihatkan untuk membuat rawatan ini anda perlu berjumpa dengan pakar kerana dikuatiri akan dijangkiti kuman.

Demikianlah informasi mengenai alasan Allah SWT menciptakan lalat. Setiap apayang diciptakan oleh Allah tiada yang sia-sia. Kita sebagai manusia disuruh untuk memerhatikan alam dan yang akhirnya akan membawa kita bertemu dengan kebesaran .

Wallahualam.

SUMBER:  Suaramedia.org

Lalat salah satu haiwan yang tidak disukai oleh sebahagian manusia. Lalat selalunya akan hinggap di najis,lalu akan hinggap ke makanan atau minuman kita.Hal ini telah mewujudkan rasa geli dan menjijikkan kepada manusia kerana dianggap serangga yang kotor.


Lebih-lebih lagi lalat juga memang peka dengan bauan busuk,gemar ketempat sampah,kotoran haiwan dan sebagainya.Oleh itu tidak hairanlah  ramai orang berasa lalat adalah serangga yang membawa pelbagai penyakit seperti taun dan sebagainya.

 Di atas pemikiran seperti itu, terdapat segelintir manusia menganggap,mengapa lalat diciptakan sedangkan ia mendatangkan mudaharat kepada manusia.Tetapi yakinlah sahabat,Allah tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Pasti ada peranannya dalam ekosistem  kehidupan manusia didunia ini.Ternyaya ,Al-Quran memilik segala jawapan atas pertanyaan tersebut. Untuk apa Allah menciptakan lalat?

Berikut jawapannya.
“Hai Manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun. Walaupun mereka bersatu untuk membuatnya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pula) yang disembah.” (QS. Al Hajj: 73)

Dari ayat di atas, dapat diambil pelajaran bahwasanya kita harus menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya Zat paling agung yang wajib disembah. Selain itu, kita juga diwajibkan untuk meninggalkan kesyirikan yang biasa dilakukan oleh para penyembah berhala.

Ternyata tujuan utama Allah SWT membuat perumpamaan demikian adalah untuk menghinakan berhala dan orang yang menyembahnya. Maka dari itu, Allah SWT dengan sengaja memperlihatkan satu makhluk yakni lalat, yang mana berhala serta yang menyembah berhala tersebut tidak dapat membuatnya. Walaupun berhala ini berkumpul, mereka tetap tidak mampu membuat apa-apa.

Bahkan dalam perumpaan yang sebutkan dalam Al-Qur’an tersebut, Allah menggambarkan bahawa lalat lebih kuat untuk mempertahankan sesuatu yang telah diambilnya sehingga kaum menyembah berhala tersebut tidak mampu untuk mengambilnya kembali. Maka rugilah orang-orang yang menyembah berhala kerana perbuatan mereka sia-sia serta membinasakan mereka.

Allah SWT tentu saja memiliki maksud tersendiri dalam penciptaan segala sesuatu yang ada di semesta ini. Terlebih lagi jika ciptaan tersebut disebutkan dalam Al-Qur’an, pasti ada maksud tersendiri di balik itu semua.

Sebagai contoh Allah SWT banyak bersumpah dengan makhluk ciptaan-Nya seperti matahari, waktu Dhuha, dan lain sebagainya. Tentu  objek sumpah ini memiliki nilai lebih di hadapan Allah SWT agar manusia sentiasa melihat kebesarannya,dan terbukti secara ilmiah manfaat bagi alam semesta beserta isinya ini, termasuk di dalamnya penyebutan lalat di dalam Al-Quran.

Tidak hanya di dalam AL-Qur’an, lalat juga kerap di sebutkan dalam sabda Rasulullah SAW. Lalat ini sebenarnya memiliki dua bahagian yang berbeza, dimana satu bahagian dikatakan seperti racun, dan sebahagian yang lain memiliki penawar iaitu pada bagian sayapnya. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika lalat terjatuh di minuman salah seorang di antara kamu, maka benamkanlah ia, kemudian lepaskanlah (buanglah), kerana pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat ubat (penawar).” (HR. al-Bukhari)

Hadist di atas adalah hadist yang shahih. Maka dari itu kita tidak boleh meragukan ucapan dari Rasulullah SAW karena beliau tidak pernah mengatakan segala sesuatu jika bukan berdasarkan dari wahyu Allah SWT.

Dalam sunan Ibnu Majah dari Abu Said Al-Khudri diriwayatkan bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
“Salah satu sayap lalat itu adalah racun, sementara yang lainnya adalah ubat. Maka, apabila seekor lalat jatuh dalam makanan, tenggelamkanlah. Karena ia mendahulukan racun dan mengakhirkan ubatnya”.

Selain rujukan hadis dan Al-Quran,dalam dunia ilmuan dan sains sudah dijalankan pelbagai kajian terhadapa lalat. Satu kumpulan pengkaji daripada Universiti Alicante,Sepanyol membuktikan bahawa larva lalat dapat mengurai najis haiwan dan manusia. Larva lalat juga berupaya untuk mengurai bangkai haiwan yang mati. Selepas bangkai tersebut diurai oleh larva lalat,ini akan mengimbangi ekosistem dimana bangkai yang diurai dikembalikan ketanah dalam bentuk baja.Hal ini seterusnya memberikan manfaat kepada keselesaan hidup manusia.

Diera pemodenan ini,ramai pengkaji menjalankan kajian untuk mendapatkan pelbagai ubat untuk pesakit-pesakit diabetis yang terpaksa memotong kaki mereka yang telah rosak dan busuk. Dengan kuasa dan kebesaran Allah ramai tidak sangka larva lalat juga dapat membantu menyelamatkan pesakit daripada terpaksa memotong anggota badan mereka yang telah rosak akibat nanah dan luka yang teruk.

Terdapat empat asas terapi ulat ini, ia membersihkan luka, membasmi kuman, merangsang penyembuhan luka, merosak dan menghalang pembuatan biofilem.Larva lalat dipercayai akan memakan daging-daging dan sel-sel kaki pesakit diabetis yang telah mati. Seterusnya hal ini membantu menyelamatkan anggota badan pesakit daripada dipotong.Dinasihatkan untuk membuat rawatan ini anda perlu berjumpa dengan pakar kerana dikuatiri akan dijangkiti kuman.

Demikianlah informasi mengenai alasan Allah SWT menciptakan lalat. Setiap apayang diciptakan oleh Allah tiada yang sia-sia. Kita sebagai manusia disuruh untuk memerhatikan alam dan yang akhirnya akan membawa kita bertemu dengan kebesaran .

Wallahualam.

SUMBER:  Suaramedia.org

Sabtu, 17 Jun 2017

SUBHANALLAH - Inilah Kisah 12 Kaum Yang Dibinasakan Allah


Sebagai seorang Islam, kita wajib mentaati segala perintah Allah SWT dan meninggalkan apa yang dilarangNya. Nasihat ini sering kita dengar terutama sekali dalam khutbah jumaat yang dibacakan oleh khatib. Kuasa Allah SWT janganlah sesekali kita cabar. Kita hanya hamba Allah yang hina. Cuba kita hayati kisah-kisah terdahulu yang membabitkan kaum-kaum nabi. Ada di antara mereka yang telah menerima azab daripada Allah secara ‘cash’ di dunia. Jom kita hayati tentang kisah mereka.

Sejarah 12 Kaum Yang Dibinasakan Allah

Dalam al-Quran, banyak sekali diceritakan kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah kerana mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai-bagai penyimpangan yang telah dilarang. Berikut dipaparkan secara ringkas sejarah kaum-kaum yang dibinasakan :

1. Kaum Nabi Nuh

Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang engkar, termasuk anak dan isteri Nabi Nuh (al-Ankabut: 14).

2. Kaum Nabi Hud

Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Lalu Allah mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (at-Taubah: 70, al-Qamar: 18, Fushilat: 13, an-Najm: 50, Qaf: 13).

3. Kaum Nabi Saleh

Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (al-Hijr: 80, Hud: 68, Qaf: 12).

4. Kaum Nabi Luth

Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan homoseksual dan lesbian, iaitu hanya mahu berkahwin dengan pasangan sesama jenis. Kendati pun sudah diberi peringatan, mereka tak mahu bertaubat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah runtuhan rumah mereka sendiri (al-Syu’ara: 160, an-Naml: 54, al-Hijr: 67, al-Furqan: 38, Qaf: 12).

5. Kaum Nabi Syuaib

Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Apabila membeli, mereka minta dilebihkan dan apabila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendatipun mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tidak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa. (at-Taubah: 70, al-Hijr: 78, Thaaha: 40, dan al-Hajj: 44).



Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah). (al-Hijr: 78, al-Syu’ara: 176, Shad: 13, Qaf: 14).

6. Firaun

Kaum Bani Israel sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Firaun akhirnya maut di Laut Merah dan jasadnya tidak reput dan telah ditemui oleh ahli arkeologi moden. Hingga kini masih boleh disaksikan di muzium mumia di Mesir (al-Baqarah: 50 dan Yunus: 92).

7. Ashab Al-Sabt

Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestin). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (al-A’raf: 163).

8. Ashab al-Rass

Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Sesetengah riwayat mengatakan, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (ada pula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (al-Furqan: 38 dan Qaf : 12).

9. Ashab al-Ukhdudd

Ashab al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman dicampakkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yang tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (al-Buruj: 4-9).

10. Ashab al-Qaryah

Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Antaqiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (Yasin: 13).

11. Kaum Tubba

Tubaa’ adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah empangan air (ad-Dukhan: 37).

12. Kaum Saba

Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat. Kerana mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma’rib dengan banjir besar (Al-Arim). (Saba: 15-19).

sumber: http://www.tawaurians.com


Sebagai seorang Islam, kita wajib mentaati segala perintah Allah SWT dan meninggalkan apa yang dilarangNya. Nasihat ini sering kita dengar terutama sekali dalam khutbah jumaat yang dibacakan oleh khatib. Kuasa Allah SWT janganlah sesekali kita cabar. Kita hanya hamba Allah yang hina. Cuba kita hayati kisah-kisah terdahulu yang membabitkan kaum-kaum nabi. Ada di antara mereka yang telah menerima azab daripada Allah secara ‘cash’ di dunia. Jom kita hayati tentang kisah mereka.

Sejarah 12 Kaum Yang Dibinasakan Allah

Dalam al-Quran, banyak sekali diceritakan kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah kerana mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai-bagai penyimpangan yang telah dilarang. Berikut dipaparkan secara ringkas sejarah kaum-kaum yang dibinasakan :

1. Kaum Nabi Nuh

Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang engkar, termasuk anak dan isteri Nabi Nuh (al-Ankabut: 14).

2. Kaum Nabi Hud

Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Lalu Allah mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (at-Taubah: 70, al-Qamar: 18, Fushilat: 13, an-Najm: 50, Qaf: 13).

3. Kaum Nabi Saleh

Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (al-Hijr: 80, Hud: 68, Qaf: 12).

4. Kaum Nabi Luth

Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan homoseksual dan lesbian, iaitu hanya mahu berkahwin dengan pasangan sesama jenis. Kendati pun sudah diberi peringatan, mereka tak mahu bertaubat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah runtuhan rumah mereka sendiri (al-Syu’ara: 160, an-Naml: 54, al-Hijr: 67, al-Furqan: 38, Qaf: 12).

5. Kaum Nabi Syuaib

Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Apabila membeli, mereka minta dilebihkan dan apabila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendatipun mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tidak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa. (at-Taubah: 70, al-Hijr: 78, Thaaha: 40, dan al-Hajj: 44).



Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah). (al-Hijr: 78, al-Syu’ara: 176, Shad: 13, Qaf: 14).

6. Firaun

Kaum Bani Israel sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Firaun akhirnya maut di Laut Merah dan jasadnya tidak reput dan telah ditemui oleh ahli arkeologi moden. Hingga kini masih boleh disaksikan di muzium mumia di Mesir (al-Baqarah: 50 dan Yunus: 92).

7. Ashab Al-Sabt

Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestin). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (al-A’raf: 163).

8. Ashab al-Rass

Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Sesetengah riwayat mengatakan, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (ada pula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (al-Furqan: 38 dan Qaf : 12).

9. Ashab al-Ukhdudd

Ashab al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman dicampakkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yang tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (al-Buruj: 4-9).

10. Ashab al-Qaryah

Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Antaqiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (Yasin: 13).

11. Kaum Tubba

Tubaa’ adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah empangan air (ad-Dukhan: 37).

12. Kaum Saba

Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat. Kerana mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma’rib dengan banjir besar (Al-Arim). (Saba: 15-19).

sumber: http://www.tawaurians.com

Jumaat, 16 Jun 2017

INILAH PENJELASAN KENAPA WANITA SEBAHAGIAN BESAR PENGHUNI NERAKA

Sebagian besar Muslim yang berdosa dan masuk neraka berasal dari kalangan wanita. Diriwayatkan dalam dua hadits sahih (Bukhari-Muslim) melalui Ibn ‘Abbas bahwa dalam khutbah yang diberikannya ketika terjadi gerhana matahari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku melihat neraka, dan aku melihat sebagian besar isinya adalah wanita.”


Kenapa Sebagian Besar Penghuni Neraka Adalah Wanita? Inilah Penjelasannya

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda, “Wahai kaum wanita, bersedekahlah, karena aku telah melihat bahwa kalian (wanita) merupakan sebagian besar penduduk neraka.” Mereka bertanya, “Kenapa begitu ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?” Rasulullah menjawab, “Karena kalian terlalu banyak mengumpat dan tidak berterima kasih atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada kalian.” 

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Usamah ibn Zaid bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku berdiri di depan pintu neraka dan melihat bahwa sebagian besar orang yang masuk ke dalamnya adalah wanita.”

Muslim meriwayatkan dari ‘Imran ibn Hushain bahwa Rasulullah bersabda, “Sedikit sekali jumlah wanita yang menjadi penduduk surga.”

Hal ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa setiap lelaki di surga akan mempunyai lebih dari seorang istri. Apa yang dimaksud dengan wanita merupakan mayoritas penduduk neraka adalah wanita-wanita keturunan Adam; sedangkan wanita-wanita yang menjadi istri-istri para lelaki di surga adalah wanita-wanita dari kalangan al-hur al-‘ain (bidadari).

Al-Qurthubi dalam kitabnya, al-Tadzkirah, menulis sebagai berikut: “Jumlah wanita yang menjadi penduduk surga sedikit sekali karena umumnya kaum wanita lebih menyenangi kesenangan yang langsung dapat mereka nikmati dalam kehidupan sekarang ini, sebab mereka kurang bijak dan tidak mampu terus mengingat akan adanya hari kiamat nanti. Mereka terlalu lemah untuk menghadapi hal itu, dan lebih condong kepada kehidupan dunia ini. Namun demikian, kaum wanita merupakan faktor paling kuat di dunia ini untuk mengalihkan perhatian kaum lelaki dari hari kiamat, karena lelaki cendrung menyenangi mereka padahal mereka tidak peduli dengan hari kiamat. Mereka cepat terpengaruh dan mengikuti orang yang menyeru mereka untuk berpaling dari Islam, dan enggan mengikuti orang-orang shaleh yang menyeru mereka untuk mengingat hari kiamat dan melakukan amal-amal baik.” [1] 

Walaupun demikian, masih banyak wanita yang tetap berada dalam batas-batas yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala, mematuhi hukum-hukum-Nya, serta menaati Allah dan Rasul-Nya. Banyak dari wanita-wanita seperti ini akan masuk surga. Banyak pula di antara mereka yang lebih tinggi kedudukannya daripada lelaki, baik dari segi keimanan maupun dari segi amal. Di antara wanita yang beriman, ada yang mendapatkan derajat yang tinggi ketika melakukan amal-amal kebaikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala pun tidak menyia-nyiakan amal-amal kebaikan yang telah dilakukan

seseorang, dari kalangan lelaki maupun wanita, dan bagi mereka telah disiapkan pahala yang besar.

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amalan bagi orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.” (Qs. Ali Imran: 195)

Allah subhanahu wa ta’ala memuji para wanita yang shaleh dengan berfirman,

“…Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka  (Qs. An Nisa: 34)

Demikian pula, Allah telah menyiapkan pahala yang besar bagi para wanita yang banyak berdzikir kepada Allah, menjaga dirinya, dan taat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin , laki-laki dan perempuan yang taat dalam ketaatannnya,  laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk , laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,  Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Ahzab: 35)

Ayat-ayat dalam Al-qur’an menunjukkan  bahwa Allah tidak akan menganiaya sedikitpun dari mereka. Setiap amal baik dan buruk mereka akan diadili dengan seadil-adilnya. Oleh karena itu, bagi seorang perempuan yang beriman, dia akan senantiasa berusaha untuk mendapatkan tempat, rumah, dan kediaman di surga yang abadi disisi Allah subhanahu wa ta’ala  dengan menempuh jalan-Nya yang lurus. Dia tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama karena dunia dan segala perhiasannya adalah fana, sementara, dan tidak berharga.

Referensi: Al-Asyqar, 'Umar Sulaiman (2001). Surga dan Neraka. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Sumber: Lampuislam.org

Sebagian besar Muslim yang berdosa dan masuk neraka berasal dari kalangan wanita. Diriwayatkan dalam dua hadits sahih (Bukhari-Muslim) melalui Ibn ‘Abbas bahwa dalam khutbah yang diberikannya ketika terjadi gerhana matahari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku melihat neraka, dan aku melihat sebagian besar isinya adalah wanita.”


Kenapa Sebagian Besar Penghuni Neraka Adalah Wanita? Inilah Penjelasannya

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda, “Wahai kaum wanita, bersedekahlah, karena aku telah melihat bahwa kalian (wanita) merupakan sebagian besar penduduk neraka.” Mereka bertanya, “Kenapa begitu ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?” Rasulullah menjawab, “Karena kalian terlalu banyak mengumpat dan tidak berterima kasih atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada kalian.” 

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Usamah ibn Zaid bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku berdiri di depan pintu neraka dan melihat bahwa sebagian besar orang yang masuk ke dalamnya adalah wanita.”

Muslim meriwayatkan dari ‘Imran ibn Hushain bahwa Rasulullah bersabda, “Sedikit sekali jumlah wanita yang menjadi penduduk surga.”

Hal ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa setiap lelaki di surga akan mempunyai lebih dari seorang istri. Apa yang dimaksud dengan wanita merupakan mayoritas penduduk neraka adalah wanita-wanita keturunan Adam; sedangkan wanita-wanita yang menjadi istri-istri para lelaki di surga adalah wanita-wanita dari kalangan al-hur al-‘ain (bidadari).

Al-Qurthubi dalam kitabnya, al-Tadzkirah, menulis sebagai berikut: “Jumlah wanita yang menjadi penduduk surga sedikit sekali karena umumnya kaum wanita lebih menyenangi kesenangan yang langsung dapat mereka nikmati dalam kehidupan sekarang ini, sebab mereka kurang bijak dan tidak mampu terus mengingat akan adanya hari kiamat nanti. Mereka terlalu lemah untuk menghadapi hal itu, dan lebih condong kepada kehidupan dunia ini. Namun demikian, kaum wanita merupakan faktor paling kuat di dunia ini untuk mengalihkan perhatian kaum lelaki dari hari kiamat, karena lelaki cendrung menyenangi mereka padahal mereka tidak peduli dengan hari kiamat. Mereka cepat terpengaruh dan mengikuti orang yang menyeru mereka untuk berpaling dari Islam, dan enggan mengikuti orang-orang shaleh yang menyeru mereka untuk mengingat hari kiamat dan melakukan amal-amal baik.” [1] 

Walaupun demikian, masih banyak wanita yang tetap berada dalam batas-batas yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala, mematuhi hukum-hukum-Nya, serta menaati Allah dan Rasul-Nya. Banyak dari wanita-wanita seperti ini akan masuk surga. Banyak pula di antara mereka yang lebih tinggi kedudukannya daripada lelaki, baik dari segi keimanan maupun dari segi amal. Di antara wanita yang beriman, ada yang mendapatkan derajat yang tinggi ketika melakukan amal-amal kebaikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala pun tidak menyia-nyiakan amal-amal kebaikan yang telah dilakukan

seseorang, dari kalangan lelaki maupun wanita, dan bagi mereka telah disiapkan pahala yang besar.

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amalan bagi orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.” (Qs. Ali Imran: 195)

Allah subhanahu wa ta’ala memuji para wanita yang shaleh dengan berfirman,

“…Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka  (Qs. An Nisa: 34)

Demikian pula, Allah telah menyiapkan pahala yang besar bagi para wanita yang banyak berdzikir kepada Allah, menjaga dirinya, dan taat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin , laki-laki dan perempuan yang taat dalam ketaatannnya,  laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk , laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,  Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Ahzab: 35)

Ayat-ayat dalam Al-qur’an menunjukkan  bahwa Allah tidak akan menganiaya sedikitpun dari mereka. Setiap amal baik dan buruk mereka akan diadili dengan seadil-adilnya. Oleh karena itu, bagi seorang perempuan yang beriman, dia akan senantiasa berusaha untuk mendapatkan tempat, rumah, dan kediaman di surga yang abadi disisi Allah subhanahu wa ta’ala  dengan menempuh jalan-Nya yang lurus. Dia tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama karena dunia dan segala perhiasannya adalah fana, sementara, dan tidak berharga.

Referensi: Al-Asyqar, 'Umar Sulaiman (2001). Surga dan Neraka. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Sumber: Lampuislam.org

Rabu, 14 Jun 2017

Inilah 6 Nasihat Ibn Qayyim Buat Orang Muda yang Perlu DIketahui


Al-Hafiz Ibn Rajab menjelaskan mengenai Ibn Qayyim al-Jauziyyah sebagai

“Seorang ulama yang menguasai ilmu tafsir yang tiada duanya, menguasai usuluddin sampai puncaknya, menguasai ilmu hadis, baik makna mahupun fiqhnya, terhadap bahasa Arab, panjang jangkauna tangan. Ibn Qayyim melahirkan murid-murid yang hebat seperti Ibn Rajab al-Hambali dan Ibn Kathir. Beliau menghasilkan banyak karya.”

Berikut adalah sedikit curahan ilmu daripada beliau buat peringatan dan bimbingan kepada orang muda;

#1 – Mengetahui Tujuan Diri Diciptakan

Tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah s.w.t tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun.

Malah, para Nabi dan Rasul diutus bagi menyampaikan hal ini kepada umat manusia. Firman Allah (maksudnya):

“Tidak ada orang yang membenci agama Nabi Ibrahim selain dari orang yang membodohkan dirinya sendiri, kerana sesungguhnya Kami telah memilih Ibrahim (menjadi Nabi di dunia ini; dan sesungguhnya dia pada hari AKhirat kelak tetaplah dari orang-orang yang soleh yang (tertinggi martabatnya). (Inatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya, ‘Serahkanlah diri (kepadaku wahai Ibrahim)!’ Nabi Ibrahim menjawab, ‘Aku serahkan diri (tunduk taat) kepada Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian kepada Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.’ Dan Nabi Ibrahim pun berwasiat dengan agama itu kepada anak-anaknya, dan (demikian juga) Nabi Yaakub (berwasiat kepada anak-anaknya) katanya, ‘Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama (Islam) ini menjadi ikutan kamu, maka janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. ‘(Demikianlah wasiat Nabi Yaakub, bukan sepertimana yang kamu katakan itu wahai orang-orang Yahudi)! Kamu tidak hadir ketika Nabi Yaakub hampir mati, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apakah yang kamu akan sembah sesudah aku mati?’ Mereka menjawab, ‘Kami menyembah Tuhan kamu dan Tuhan datuk nenek kamu Ibrahim dan Ismail dan Ishak, iaitu Tuhan yang Maha Esa, dan kepadaNyalah sahaja kami berserah diri (dengan penuh iman).’”
Surah al-Baqarah:130-133

#2 – Memahami Erti Ibadah

Ibadah bukanlah sekadar solat, berpuasa, zakat, haji dan lainnya tetapi ia merangkumi seluruh aspek kehidupan termasuklah kematian. Firman Allah (maksudnya):
Katakanlah, “Sesungguhnya solat aku, ibadah aku, hidup aku, dan mati aku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya dan demikian itulah yang diperintahkan aku dan aku adalah orang yang pertama sekali menyerahkan diri (kepada Allah).”
Surah al-An’am:162-163

Menurut Ibn Qayyim, sebahagian ulama mendefinisikan ibadah sebagai;
“kata yang mencakupi seluruh apa-apa yang dicintai dan diredhai oleh Allah, baik perkataan atau pun perbuatan, yang zahir, mahupun yang batin.”

#3 – Menekankan Keperluan Beribadah

Firman Allah (maksudnya):
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak mengehendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat kukuh.”
Surah al-Zaariyat:56-58
Ibadah adalah lebih penting berbanding lain hal bersifat keperluan di dunia ini seperti makan dan minum kerana ibadah berfungsi untuk menegakkan roh dan tubuh keseluruhannya.
Ia bukanlah aktiviti untuk manusia sahaja, malah seluruh makhluk yang ada. Ibadah tidak mendatangkan manfaat kepada Allah yang memang bersifat Maha Kaya.
Tetapi, ibadah bermanfaat kepada makhluknya kerana ia akan mensucikan dan menghilangkan segala penyakit hati serta hawa nafsu.

#4 – Mengutamakan Niat

Ibadah tidak akan diterima melainkan adanya keikhlasan dan mutaba’ah (mengikut) Nabi s.a.w.
Segala perbuatan kita hanyalah sekadar satu perbuatan melainkan jika kita melakukannya dengan tujuan untuk mendukung ketaatan kepada Allah dan menampakkan nikmat-Nya ke atas dirinya. Oleh itu, kita akan beroleh pahala dari perbuatan itu.
“Persetubuhan salah seorang di antara kamu dengan isterinya adalah sedekah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah seseorang di antara kami menumpahkan syahwatnya namun dia beroleh pahala?” Nabi s.a.w bersabda: “Tidakkah kamu mengetahui bahawa tatkala dia menumpahkan syahwatnya di tempat yang haram, makan dia akan peroleh dosa? Maka begitulah, ketika dia menumpahkan di tempat yang halal nescaya dia beroleh pahala.”
Riwayat Muslim

#5 – Mengingatkan Diri Tentang Siapa Yang Disembah

Menurut Ibn Qayyim;
“beribadah kepada Allah s.w.t adalah ibadah yang paling terhormat, paling suci, paling luhur dan paling tinggi. Sedangkan beribadah kepada selainNya adalah kesyirikan, kesesatan dan kerugian di dunia dan akhirat.”
Firman Allah (maksudnya):
“Sesungguhnya kamu dana pa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.”
Surah al-Anbiya’:98

#6 – Menghindari Diri Daripada Melakukan Syirik Mahabbah

Nabi s.a.w bersabda (maksudnya):
“Alangkah celaka hamba dinar, hamba dirham, dan hamba perut.”
Riwayat Bukhari
Perbuatan beribadah kepada selain Allah bukan sahaja merangkumi perbuatan seperti menyembah berhala, dan bertawaf di kubur.
Malah ia juga adalah termasuk rasa cinta kepada sesuatu yang setara dengan cinta kita kepada Allah dan menghina diri kepadanya sehingga kita mengabdikan diri kita kepadanya,
Firman Allah (maksudnya):
“Dan antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.”
Surah al-Baqarah:165
Sumber : tazkirah.net



Al-Hafiz Ibn Rajab menjelaskan mengenai Ibn Qayyim al-Jauziyyah sebagai

“Seorang ulama yang menguasai ilmu tafsir yang tiada duanya, menguasai usuluddin sampai puncaknya, menguasai ilmu hadis, baik makna mahupun fiqhnya, terhadap bahasa Arab, panjang jangkauna tangan. Ibn Qayyim melahirkan murid-murid yang hebat seperti Ibn Rajab al-Hambali dan Ibn Kathir. Beliau menghasilkan banyak karya.”

Berikut adalah sedikit curahan ilmu daripada beliau buat peringatan dan bimbingan kepada orang muda;

#1 – Mengetahui Tujuan Diri Diciptakan

Tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah s.w.t tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun.

Malah, para Nabi dan Rasul diutus bagi menyampaikan hal ini kepada umat manusia. Firman Allah (maksudnya):

“Tidak ada orang yang membenci agama Nabi Ibrahim selain dari orang yang membodohkan dirinya sendiri, kerana sesungguhnya Kami telah memilih Ibrahim (menjadi Nabi di dunia ini; dan sesungguhnya dia pada hari AKhirat kelak tetaplah dari orang-orang yang soleh yang (tertinggi martabatnya). (Inatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya, ‘Serahkanlah diri (kepadaku wahai Ibrahim)!’ Nabi Ibrahim menjawab, ‘Aku serahkan diri (tunduk taat) kepada Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian kepada Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.’ Dan Nabi Ibrahim pun berwasiat dengan agama itu kepada anak-anaknya, dan (demikian juga) Nabi Yaakub (berwasiat kepada anak-anaknya) katanya, ‘Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama (Islam) ini menjadi ikutan kamu, maka janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. ‘(Demikianlah wasiat Nabi Yaakub, bukan sepertimana yang kamu katakan itu wahai orang-orang Yahudi)! Kamu tidak hadir ketika Nabi Yaakub hampir mati, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apakah yang kamu akan sembah sesudah aku mati?’ Mereka menjawab, ‘Kami menyembah Tuhan kamu dan Tuhan datuk nenek kamu Ibrahim dan Ismail dan Ishak, iaitu Tuhan yang Maha Esa, dan kepadaNyalah sahaja kami berserah diri (dengan penuh iman).’”
Surah al-Baqarah:130-133

#2 – Memahami Erti Ibadah

Ibadah bukanlah sekadar solat, berpuasa, zakat, haji dan lainnya tetapi ia merangkumi seluruh aspek kehidupan termasuklah kematian. Firman Allah (maksudnya):
Katakanlah, “Sesungguhnya solat aku, ibadah aku, hidup aku, dan mati aku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya dan demikian itulah yang diperintahkan aku dan aku adalah orang yang pertama sekali menyerahkan diri (kepada Allah).”
Surah al-An’am:162-163

Menurut Ibn Qayyim, sebahagian ulama mendefinisikan ibadah sebagai;
“kata yang mencakupi seluruh apa-apa yang dicintai dan diredhai oleh Allah, baik perkataan atau pun perbuatan, yang zahir, mahupun yang batin.”

#3 – Menekankan Keperluan Beribadah

Firman Allah (maksudnya):
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak mengehendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat kukuh.”
Surah al-Zaariyat:56-58
Ibadah adalah lebih penting berbanding lain hal bersifat keperluan di dunia ini seperti makan dan minum kerana ibadah berfungsi untuk menegakkan roh dan tubuh keseluruhannya.
Ia bukanlah aktiviti untuk manusia sahaja, malah seluruh makhluk yang ada. Ibadah tidak mendatangkan manfaat kepada Allah yang memang bersifat Maha Kaya.
Tetapi, ibadah bermanfaat kepada makhluknya kerana ia akan mensucikan dan menghilangkan segala penyakit hati serta hawa nafsu.

#4 – Mengutamakan Niat

Ibadah tidak akan diterima melainkan adanya keikhlasan dan mutaba’ah (mengikut) Nabi s.a.w.
Segala perbuatan kita hanyalah sekadar satu perbuatan melainkan jika kita melakukannya dengan tujuan untuk mendukung ketaatan kepada Allah dan menampakkan nikmat-Nya ke atas dirinya. Oleh itu, kita akan beroleh pahala dari perbuatan itu.
“Persetubuhan salah seorang di antara kamu dengan isterinya adalah sedekah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah seseorang di antara kami menumpahkan syahwatnya namun dia beroleh pahala?” Nabi s.a.w bersabda: “Tidakkah kamu mengetahui bahawa tatkala dia menumpahkan syahwatnya di tempat yang haram, makan dia akan peroleh dosa? Maka begitulah, ketika dia menumpahkan di tempat yang halal nescaya dia beroleh pahala.”
Riwayat Muslim

#5 – Mengingatkan Diri Tentang Siapa Yang Disembah

Menurut Ibn Qayyim;
“beribadah kepada Allah s.w.t adalah ibadah yang paling terhormat, paling suci, paling luhur dan paling tinggi. Sedangkan beribadah kepada selainNya adalah kesyirikan, kesesatan dan kerugian di dunia dan akhirat.”
Firman Allah (maksudnya):
“Sesungguhnya kamu dana pa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.”
Surah al-Anbiya’:98

#6 – Menghindari Diri Daripada Melakukan Syirik Mahabbah

Nabi s.a.w bersabda (maksudnya):
“Alangkah celaka hamba dinar, hamba dirham, dan hamba perut.”
Riwayat Bukhari
Perbuatan beribadah kepada selain Allah bukan sahaja merangkumi perbuatan seperti menyembah berhala, dan bertawaf di kubur.
Malah ia juga adalah termasuk rasa cinta kepada sesuatu yang setara dengan cinta kita kepada Allah dan menghina diri kepadanya sehingga kita mengabdikan diri kita kepadanya,
Firman Allah (maksudnya):
“Dan antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.”
Surah al-Baqarah:165
Sumber : tazkirah.net


INILAH NIKMAT DI SYURGA UNTUK WANITA SOLEHAH

Jika Lelaki Soleh Mendapat Bidadari Di Syurga, Maka Wanita Solehah Mendapat Apa di Syurga? Kita sering mendengar tentang lelaki mendapat bidadari di syurga, lalu wanita dapat apa?


Setiap manusia tentu mempunyai harapan terbaik tentang nantinya setelah ia mati, iaitu menginginkan tempat yang paling indah, mendapat kebahagiaan kekal dan kenikmatan yang tidak ada habisnya. Tentu manusia boleh berharap dan bertujuan seperti itu kerana memang syurga Allah SWT sangat indah dan itulah alasan mengapa manusia dalam hidupnya mengamalkan perbuatan baik dan beribadah dengan taat agar boleh mencapai syurga nantinya di hari akhirat. Lalu, kalau bidadari syurga adalah apa yang akan di perolehi oleh lelaki, yang menjadi pertanyaan adakah wanita akan mendapat juga kenikmatan tersebut?

Penyiksaan api neraka tentu menjadi hal yang dijauhi oleh manusia manapun kerana mereka tidak akan mahu terjerumus ke tempat itu, tapi memang disayangkan kerana kebanyakan manusia hanya ingin masuk syurga dan berangan-angan tanpa benar-benar menjalankan ibadah dengan baik.

Beramal soleh pun tidak, dan malah menempuh jalan yang tidak sesuai dengan perintah Allah SWT sehingga pada akhirnya tujuan akhir adalah neraka. Syurga bukan untuk orang-orang sembarangan, syurga adalah ganjaran bagi hamba-hamba Allah yang selama hidupnya beriman dan bertakwa di mana larangan Allah dijauhi dan segala perintah-Nya dipatuhi.

Perihal lelaki dapat bidadari di syurga dan apa yang akan di perolehi oleh wanita solehah?, Ramai sekali yang menanyakannya. Ketika seorang muslim yang beriman dan hidup benar di dunia, saat meninggal ia pun boleh masuk syurga yang berhiaskan sunga-sungai, beraneka ragam buah-buahan yang disukai,manusia, kebun yang cantik, istana yang terbuat dari emas dan mutiara menujukkan kemegahannya yang di mana di dalamnya ada permadani, bantal dan tempat tidur yang dari permata dan emas. Alam syurgalah yang paling indah dan tidak ada tempat yang dapat menandinginya.

Terdapat banyak ayat-ayat al-Quran di jelaskan oleh Allah SWT bahawa di dalam syurga bakal ada bidadari-bidadari cantik yang menjadi isteri para kaum Adam Lelaki mendapatkan bidadari di ciptakan oleh Allah SWT secara langsung tidak pernah di sentuh oeh manusia dan jin.

Mereka adalah yang dimuliakan dan di dalam syurga ada banyak kenikmatan yang boleh dinikmati di atas tahta kebesaran dan kepada mereka bakal diedarkan gelas yang sudah diisi khamar dari sungai yang mengalir. Warna khamar adalah putih dan rasanya sedap. Di sisi mereka akan ada bidadari-bidadari yang memiliki mata jelita seolah mereka merupakan telur burung unta yang dengan baik tersimpan.

Disebutkan oleh Allah SWT bahawa nanti di syurga akan ada bidadari bermata jeli dengan rupa cantik sebagai ganjaran bagi orang-orang yang beriman supaya anak-anak Adam boleh dengan semangat beribadah kepada Allah dan hidup makin soleh di dunia meski penuh dugaan dan ujian.

Para wanita mendapatkan apa di syurga kelak? Wanita diciptakan dengan sifat pemalunya maka dengan begitu, kaum hawa tidaklah didorong oleh Allah SWT untuk beramal soleh dengan menyebutkan ganjaran yang akan membuat para wanita ini merasa malu ketika mendengar atau membacanya. Namun, bukan bererti para wanita solehah tidak akan mendapatkan ganjaran apapun. Bagi yang sudah berkahwin di dunia tapi si suami masuk neraka, atau wanita solehah yang tidak berkahwin maka kelak di syurga mereka akan mendapat pasangan laki-laki romantis, tampan dan perkasa , di pertemukan dengan lelaki bujang ahli syurga atau lelaki soleh ahli syurga yang mana isterinya ahli neraka.

Secantik-cantiknya bidadari di syurga, tetaplah lebih cantik para wanita solehah yang selama di dunia hidup dengan amal soleh, melakukan ketaatan dan ibadah yang dilakukan selama masih hidup di dunia. Jadi, lelaki mendapat bidadari di syurga, lalu wanita solehah akan di pertemukan dengan lelaki ahli syurga yang belum berkahwin atau lelaki ahli syurga yang masuk syurga tanpa isterinya kerana isterinya masuk neraka. Wallahu a’lam.

Jika Lelaki Soleh Mendapat Bidadari Di Syurga, Maka Wanita Solehah Mendapat Apa di Syurga? Kita sering mendengar tentang lelaki mendapat bidadari di syurga, lalu wanita dapat apa?


Setiap manusia tentu mempunyai harapan terbaik tentang nantinya setelah ia mati, iaitu menginginkan tempat yang paling indah, mendapat kebahagiaan kekal dan kenikmatan yang tidak ada habisnya. Tentu manusia boleh berharap dan bertujuan seperti itu kerana memang syurga Allah SWT sangat indah dan itulah alasan mengapa manusia dalam hidupnya mengamalkan perbuatan baik dan beribadah dengan taat agar boleh mencapai syurga nantinya di hari akhirat. Lalu, kalau bidadari syurga adalah apa yang akan di perolehi oleh lelaki, yang menjadi pertanyaan adakah wanita akan mendapat juga kenikmatan tersebut?

Penyiksaan api neraka tentu menjadi hal yang dijauhi oleh manusia manapun kerana mereka tidak akan mahu terjerumus ke tempat itu, tapi memang disayangkan kerana kebanyakan manusia hanya ingin masuk syurga dan berangan-angan tanpa benar-benar menjalankan ibadah dengan baik.

Beramal soleh pun tidak, dan malah menempuh jalan yang tidak sesuai dengan perintah Allah SWT sehingga pada akhirnya tujuan akhir adalah neraka. Syurga bukan untuk orang-orang sembarangan, syurga adalah ganjaran bagi hamba-hamba Allah yang selama hidupnya beriman dan bertakwa di mana larangan Allah dijauhi dan segala perintah-Nya dipatuhi.

Perihal lelaki dapat bidadari di syurga dan apa yang akan di perolehi oleh wanita solehah?, Ramai sekali yang menanyakannya. Ketika seorang muslim yang beriman dan hidup benar di dunia, saat meninggal ia pun boleh masuk syurga yang berhiaskan sunga-sungai, beraneka ragam buah-buahan yang disukai,manusia, kebun yang cantik, istana yang terbuat dari emas dan mutiara menujukkan kemegahannya yang di mana di dalamnya ada permadani, bantal dan tempat tidur yang dari permata dan emas. Alam syurgalah yang paling indah dan tidak ada tempat yang dapat menandinginya.

Terdapat banyak ayat-ayat al-Quran di jelaskan oleh Allah SWT bahawa di dalam syurga bakal ada bidadari-bidadari cantik yang menjadi isteri para kaum Adam Lelaki mendapatkan bidadari di ciptakan oleh Allah SWT secara langsung tidak pernah di sentuh oeh manusia dan jin.

Mereka adalah yang dimuliakan dan di dalam syurga ada banyak kenikmatan yang boleh dinikmati di atas tahta kebesaran dan kepada mereka bakal diedarkan gelas yang sudah diisi khamar dari sungai yang mengalir. Warna khamar adalah putih dan rasanya sedap. Di sisi mereka akan ada bidadari-bidadari yang memiliki mata jelita seolah mereka merupakan telur burung unta yang dengan baik tersimpan.

Disebutkan oleh Allah SWT bahawa nanti di syurga akan ada bidadari bermata jeli dengan rupa cantik sebagai ganjaran bagi orang-orang yang beriman supaya anak-anak Adam boleh dengan semangat beribadah kepada Allah dan hidup makin soleh di dunia meski penuh dugaan dan ujian.

Para wanita mendapatkan apa di syurga kelak? Wanita diciptakan dengan sifat pemalunya maka dengan begitu, kaum hawa tidaklah didorong oleh Allah SWT untuk beramal soleh dengan menyebutkan ganjaran yang akan membuat para wanita ini merasa malu ketika mendengar atau membacanya. Namun, bukan bererti para wanita solehah tidak akan mendapatkan ganjaran apapun. Bagi yang sudah berkahwin di dunia tapi si suami masuk neraka, atau wanita solehah yang tidak berkahwin maka kelak di syurga mereka akan mendapat pasangan laki-laki romantis, tampan dan perkasa , di pertemukan dengan lelaki bujang ahli syurga atau lelaki soleh ahli syurga yang mana isterinya ahli neraka.

Secantik-cantiknya bidadari di syurga, tetaplah lebih cantik para wanita solehah yang selama di dunia hidup dengan amal soleh, melakukan ketaatan dan ibadah yang dilakukan selama masih hidup di dunia. Jadi, lelaki mendapat bidadari di syurga, lalu wanita solehah akan di pertemukan dengan lelaki ahli syurga yang belum berkahwin atau lelaki ahli syurga yang masuk syurga tanpa isterinya kerana isterinya masuk neraka. Wallahu a’lam.

Jumaat, 9 Jun 2017

SUBHANALAH! Bumi Menangis Kerana Manusia, Hingga 3 Malaikat Tak Dapat Laksana Perintah ALLAH (KISAH BENAR)


Kisah manusia tinggal dibumi saat itu ketika nabi Adam yang tergoda akan iblis dan memakan buah kuldi. Hingga Allah memberikan hukuman untuk nenek moyang kita tinggal dibumi.

Tentunya berada di bumi, ini kita senang. Ada yang bersyukur namun ada juga manusia keterlaluan hingga membuat kerusakan dimuka bumi ini. Padahal bumi adalah tempat yang paling pas bagi manusia. Dimana sumber daya alam berlimpah. Hingga, manusia bisa memanfaatkannya untuk melangsungkan hidup.

Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata kegembiraan kita menempati bumi, tidak dirasakan oleh bumi itu sendiri. Mengapa? Dikatakan bahwa ternyata, sebelum bumi dijadikan tempat tinggal manusia, bumi menangis. Bumi tak ingin dirinya dijadikan pijakan bagi manusia.

Mengutip dari infoyunik.com, kisahnya terjadi saat Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menciptakan Nabi Adam Alaihis Salam yang tercipta dari tanah. Dalam sebuah hadis mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq disebutkan sebelum menciptakan Nabi Adam, terlebih dahulu Allah mengabarkan kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah di sana.

“Hai bumi, Aku akan ciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian meraka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia kedalam neraka-Ku,” (Imam Ats-Tsa’labi 1).

Mendengar ini, bumi mulai cemas dan diliputi kekhawatiran. Hal ini pula yang dialami oleh Malaikat. Golongan yang tercipta dari Nur atau cahaya ini juga mempertanyakan keputusan Allah tersebut,

”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”

Allah berfirman, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).

Setelah informasi ini disampaikan ke bumi, maka diutuslah malaikat Jibril untuk mengambil tanah di sana. Namun, bumi menolaknya dan tidak memperbolehkan malaikat mengambil tanahnya.

Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang sahabat Rasulullah ﷺ, mereka bercerita,

“Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya, bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril. Ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia tidak sanggup menanggung beban manusia di bumi, ‘Demi Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni neraka’.”



Mendengar itu, Jibril tidak kuasa mengambil apapun dari bumi, lalu kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Allah bahwa dia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.

Allah lantas mengutus dua malaikat sekaligus yakni Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah. Lagi-lagi, bumi melakukan hal serupa dengan bersumpah membawa nama Allah. Kedua malaikat ini pun lalu kembali lagi kepada Allah tanpa membawa sedikit tanah pun sama seperti Jibril.

Allah kemudian mengutus malaikat Izrail. Namun, malaikat ini tidak seperti dua malaikat lainnya. Karena ia tidak mempedulikan bumi agar tidak mengambil tanahnya. Ia langsung memukul bumi dengan pedangnya dan bumi pun bergetar ketakutan, lantas malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski bumi sudah bersumpah atas nama Allah, namun ia tetap mengambil tanah seraya berkata,

“Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu.”

Ketika Izrail mengambil paksa (mencabut) sebagian dari bumi, bumi pun menangis merasa kehilangan tanahnya. Namun Allah berfirman bahwa apa yang sudah diambilnya dari bumi sebenarnya akan dikembalikan ke bumi. Kemudian Allah berfirman kepada bumi,

“Sesungguhnya kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang Aku ambil darimu itu.” Dalam ayat lain Allah berfirman, “Dari bumi (tanah) Kami jadikan kamu dan kepadanya Kami akan kembalikan kamu dan daripadanya Kami akan keluarkan kamu pada kali yang lain,” (QS. Thaha: 55).

Kemudian, Malaikat Izrail membawa tanah itu dibawa menghadap Allah.

Faktanya kini, ketakutan bumi terhadap manusia yang membuat kerusakan sudah terbukti adanya. Tidak hanya kerusakan bumi dari segi fisik, namun manusianya secara lahir dan batin. Namun demikian, Allah tidak menciptakan manusia sebagai pemimpin atas semua makhluk tanpa alasan. Di akhir kisah kehidupan nanti, mungkin kita akan mengetahui apa sebenarnya skenario Allah.

Wallahu a’lam.


Kisah manusia tinggal dibumi saat itu ketika nabi Adam yang tergoda akan iblis dan memakan buah kuldi. Hingga Allah memberikan hukuman untuk nenek moyang kita tinggal dibumi.

Tentunya berada di bumi, ini kita senang. Ada yang bersyukur namun ada juga manusia keterlaluan hingga membuat kerusakan dimuka bumi ini. Padahal bumi adalah tempat yang paling pas bagi manusia. Dimana sumber daya alam berlimpah. Hingga, manusia bisa memanfaatkannya untuk melangsungkan hidup.

Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata kegembiraan kita menempati bumi, tidak dirasakan oleh bumi itu sendiri. Mengapa? Dikatakan bahwa ternyata, sebelum bumi dijadikan tempat tinggal manusia, bumi menangis. Bumi tak ingin dirinya dijadikan pijakan bagi manusia.

Mengutip dari infoyunik.com, kisahnya terjadi saat Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menciptakan Nabi Adam Alaihis Salam yang tercipta dari tanah. Dalam sebuah hadis mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq disebutkan sebelum menciptakan Nabi Adam, terlebih dahulu Allah mengabarkan kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah di sana.

“Hai bumi, Aku akan ciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian meraka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia kedalam neraka-Ku,” (Imam Ats-Tsa’labi 1).

Mendengar ini, bumi mulai cemas dan diliputi kekhawatiran. Hal ini pula yang dialami oleh Malaikat. Golongan yang tercipta dari Nur atau cahaya ini juga mempertanyakan keputusan Allah tersebut,

”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”

Allah berfirman, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).

Setelah informasi ini disampaikan ke bumi, maka diutuslah malaikat Jibril untuk mengambil tanah di sana. Namun, bumi menolaknya dan tidak memperbolehkan malaikat mengambil tanahnya.

Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang sahabat Rasulullah ﷺ, mereka bercerita,

“Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya, bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril. Ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia tidak sanggup menanggung beban manusia di bumi, ‘Demi Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni neraka’.”



Mendengar itu, Jibril tidak kuasa mengambil apapun dari bumi, lalu kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Allah bahwa dia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.

Allah lantas mengutus dua malaikat sekaligus yakni Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah. Lagi-lagi, bumi melakukan hal serupa dengan bersumpah membawa nama Allah. Kedua malaikat ini pun lalu kembali lagi kepada Allah tanpa membawa sedikit tanah pun sama seperti Jibril.

Allah kemudian mengutus malaikat Izrail. Namun, malaikat ini tidak seperti dua malaikat lainnya. Karena ia tidak mempedulikan bumi agar tidak mengambil tanahnya. Ia langsung memukul bumi dengan pedangnya dan bumi pun bergetar ketakutan, lantas malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski bumi sudah bersumpah atas nama Allah, namun ia tetap mengambil tanah seraya berkata,

“Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu.”

Ketika Izrail mengambil paksa (mencabut) sebagian dari bumi, bumi pun menangis merasa kehilangan tanahnya. Namun Allah berfirman bahwa apa yang sudah diambilnya dari bumi sebenarnya akan dikembalikan ke bumi. Kemudian Allah berfirman kepada bumi,

“Sesungguhnya kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang Aku ambil darimu itu.” Dalam ayat lain Allah berfirman, “Dari bumi (tanah) Kami jadikan kamu dan kepadanya Kami akan kembalikan kamu dan daripadanya Kami akan keluarkan kamu pada kali yang lain,” (QS. Thaha: 55).

Kemudian, Malaikat Izrail membawa tanah itu dibawa menghadap Allah.

Faktanya kini, ketakutan bumi terhadap manusia yang membuat kerusakan sudah terbukti adanya. Tidak hanya kerusakan bumi dari segi fisik, namun manusianya secara lahir dan batin. Namun demikian, Allah tidak menciptakan manusia sebagai pemimpin atas semua makhluk tanpa alasan. Di akhir kisah kehidupan nanti, mungkin kita akan mengetahui apa sebenarnya skenario Allah.

Wallahu a’lam.

Rabu, 7 Jun 2017

SUBHANALLAH! Jangan Terlepas Peluang 3 Waktu Terkabulnya DOA Di Bulan Ramadan

ADA tiga waktu terkabulnya doa di bulan Ramadhan. Raihlah keutamaan tersebut dengan terus memperbanyak doa. Lalu Bilakah masa datangnya tiga waktu tersebut?



Allah Ta'ala berfirman,

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran, "(QS. Al-Baqarah: 186 ).

Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahawa masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa. Ini menunjukkan mengenai anjuran memperbanyak do'a ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak do'a tersebut di setiap kali berbuka puasa. (Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, 2: 66).

Kenyataan yang dikatakan oleh Ibnu Katsir menunjukkan bahawa bulan Ramadhan adalah salah waktu terkabulnya do'a. Namun do'a itu mudah dikabulkan jika seseorang mempunyai keimanan yang benar.

Ibnu Taimiyah berkata, "Terkabulnya doa itu kerana benarnya i'tiqod, kesempurnaan ketaatan kerana di akhir ayat disebutkan, 'dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran," (Majmu'ah Al Fatawa, 14: 33-34).

Perihal Ramadhan adalah bulan do'a dikuatkan lagi dengan hadis dari Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu' anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do'a, akan dikabulkan," (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma 'Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahawa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami'ul Ahadits, 9: 224)

Ada tiga waktu utama terkabulnya doa di bulan Ramadhan:

1. Waktu sahur
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Rabb kita tabaraka wa ta'ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, "Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni, "(HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadis di atas dengan berkata, "Doa dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan." (Fath Al-Bari, 3: 32).

2. Sewaktu berpuasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Tiga orang yang do'anya tidak tertolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do'a orang yang dizalimi," (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahawa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do'a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdoa untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do'a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum," (Al -Majmu ', 6: 273).

3. Ketika berbuka puasa

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Ada tiga orang yang do'anya tidak ditolak: (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do'a orang yang dizalimi," (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahawa hadis ini hasan). Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahawa kenapa doa mudah dikabulkan ketika berbuka puasa iaitu kerana saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.

sumber islampos.com

ADA tiga waktu terkabulnya doa di bulan Ramadhan. Raihlah keutamaan tersebut dengan terus memperbanyak doa. Lalu Bilakah masa datangnya tiga waktu tersebut?



Allah Ta'ala berfirman,

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran, "(QS. Al-Baqarah: 186 ).

Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahawa masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa. Ini menunjukkan mengenai anjuran memperbanyak do'a ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak do'a tersebut di setiap kali berbuka puasa. (Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, 2: 66).

Kenyataan yang dikatakan oleh Ibnu Katsir menunjukkan bahawa bulan Ramadhan adalah salah waktu terkabulnya do'a. Namun do'a itu mudah dikabulkan jika seseorang mempunyai keimanan yang benar.

Ibnu Taimiyah berkata, "Terkabulnya doa itu kerana benarnya i'tiqod, kesempurnaan ketaatan kerana di akhir ayat disebutkan, 'dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran," (Majmu'ah Al Fatawa, 14: 33-34).

Perihal Ramadhan adalah bulan do'a dikuatkan lagi dengan hadis dari Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu' anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do'a, akan dikabulkan," (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma 'Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahawa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami'ul Ahadits, 9: 224)

Ada tiga waktu utama terkabulnya doa di bulan Ramadhan:

1. Waktu sahur
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Rabb kita tabaraka wa ta'ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, "Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni, "(HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadis di atas dengan berkata, "Doa dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan." (Fath Al-Bari, 3: 32).

2. Sewaktu berpuasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Tiga orang yang do'anya tidak tertolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do'a orang yang dizalimi," (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahawa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do'a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdoa untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do'a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum," (Al -Majmu ', 6: 273).

3. Ketika berbuka puasa

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Ada tiga orang yang do'anya tidak ditolak: (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do'a orang yang dizalimi," (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahawa hadis ini hasan). Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahawa kenapa doa mudah dikabulkan ketika berbuka puasa iaitu kerana saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.

sumber islampos.com